Pasar Bahulak di Sragen, Berhasil Tarik Minat Turis Prancis

Potensi yang ada di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen hanya dari sektor pertanian. Namun, pemerintah desa (pemdes) setempat bikin terobosan unik dan berhasil. Berani mengembangkan sektor wisata lewat Pasar Bahulak.

Pasar Bahulak mengambil konsep zaman kuno, dengan tema tradisional. Dibangun di atas tanah kas Desa Karungan yang kurang produktif. Bertujuan mengangkat kesejahteraan warga sekitar. Total lebih dari 80 warga menjajakan aneka jajanan dan mainan tradisional.

“Pertama kali dibuka sekitar September 2020. Hanya buka tiap Minggu Legi dan Pahing (penanggalan Jawa). Karena konsepnya tempo dulu, seluruh lapak dibuat dari potongan bambu yang tumbuh subur di Desa Karungan,” terang Kepala Desa (Kades) Karungan Joko Sunarso, kemarin (2/10).

Daya tarik lain dari Pasar Bahulak, yakni seluruh pedagang wajib mengenakan baju lurik dan kain jarit batik. Plus memakai caping penutup kepala. Dagangan yang dijajakan, ditempatkan di tampah dari anyaman bambu. Sedangkan piring untuk menghidangkan menu makanan tradisional, terbuat dari anyaman sapu lidi. Sistem ini sekaligus mengurangi sampah plastik.

Karena konsepnya tradisional, transaksi jual-beli tanpa menggunakan uang tunai. Melainkan gunakan koin dari batok kelapa. Koin ini sudah disediakan panitia Pasar Bahulak ditempat penukaran khusus.

“Satu koin senilai Rp 2.000. BUMDes (badan usaha milik desa) hanya menarik retribusi Rp 100 per transaksi untuk pemasukan. Prinsipnya, kami cari nama dulu, belum cari untung. Terpenting pedagang di Pasar Bahulak 100 persen warga Desa Karungan,” imbuh kades.

Pengelolaan Pasar Bahulak melibatkan berbagai pihak. Segala urusan terkait pedagang, diakomodasi kelompok sadar wisata (pokdarwis). Lahan parkir dikelola karang taruna. Sedangkan BUMDes, kebagian jatah manajemen lokasi. Soal kebersihan area pasar, menjadi tanggung jawab bersama.

Soal protokol kesehatan (prokes) di Pasar Bahulak, sudah berjalan ketat. Pengawasan melibatkan 40 anggota satgas penanganan Covid-19. “Kami punya ide, menjadikan lahan yang luas di Pasar Bahulak untuk hajatan, seminar, outbound, dan sebagainya. Akhir Oktober nanti ada event Bahulak Ngunduh Mantu,” bebernya.

Menambah daya tarik wisatawan berkunjung ke Pasar Bahulak, pengelola juga melibatkan seniman desa setempat. “Di sini ada dua sanggar seni. Baik seni tari maupun musik. Pada event tertentu, mereka kami undang untuk tampil di atas panggung,” timpal kades.

Nama Pasar Bahulak kian terangkat, usai kunjungan tim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Sekaligus memastikan, apakah pasar ini layak menerima sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE) atau tidak.

“Sudah diaudit Kemenparekraf. Ada 70 indikator yang memenuhi kriteria. Pasar Bahulak mendapat nilai memuaskan dan menunggu sertifikat turun. Pasar Bahulak bahkan sudah didaftarkan Bappeda Litbang Sragen sebagai perwakilan lomba inovasi daerah,” ujar kades bangga.

Sementara itu, Kepala Seksi Promosi dan Atraksi Wisata, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sragen Adjie Mursita menyebut pesona Pasar Bahulak sampai ke Eropa. Dibuktikan hadirnya wisatawan asal Prancis melalui travel agent. “Meski baru sebentar dibuka, tapi sudah ada turis yang datang. Ini prospek yang potensial untuk terus dikembangkan,” pujinya.

( dikutip dari : https://radarsolo.jawapos.com )

 

Leave a Reply